-->

May 2020

Photo Istimewa

MPA, SUMBAR - Mendukung kegiatan pembibitan ayam KUB di Sumatera Barat selain di Kebun Percobaa ( KP) Sukarami juga dikembangkan pembibitan yam KUB, sama dengan kegiatan di KP Sitiung bibit yang digunakan berasal dari  Balai Penelitian Peternakan (Balitnak) Ciawi.  Setelah  berjalan beberapa waktu dan dari hasil kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan sebelumnya,  sudah banyak yang  antri untuk mendapatkan DOC.

Jum’at (29/5) Dr.Drs. Jekvy Hendra, Msi  Kepala BPTP Sumbar didampingi  Ka Tu dan KSPP mengunjungi  lokasi pembibitan yang ada di KP Sitiung untuk melihat kondisi  dan kesiapan pengelola dalam menghadapi  proses produksi.  Melihat kondisi ayam yang terlihat sehat Ka.Balai mengapresiasi  Pak Sukatno atas hasil kerjanya dan menantang beliau untuk dapat mengelola  sekitar 500 indukan ke depannya. Saat ini dari  sekitar 200 ayam KUB ada sekitar 150 indukan memasuki masa bertelur dan siap untuk ditetaskan. Untuk itu Ka.Balai meminta  kepada tim peternakan memprioritaskan dulu DOC yang dihasilkan untuk memenuhi  kebutuhan pembibitan baru sisanya untuk konsumen luar.

Apresiasi lain juga diberikan atas inisiatif pak sukatno  mengembangkan magot sebagai salah satu sumber pakan ternak dan meminta kepada tim peternakan untuk  menganalisa dan mengkaji secara teknis agar dapat dijadikan alternatif  sumber pakan.

Selain ayam KUB pak Jekvy juga melihat   ternak sapi pesisir yang  semenjak 2017 dikembangkan di KP Sitiung , saat ini terdapat  sekitar 78 ekor sapi pesisir. Pada kesempatan itu  beliau mengharapkan kepada tim peternakan bersama sama dengan Kepala kebun  untuk memipikirkan pola memeliharaan yang lebih terintegrasi  dengan memanfaatkan potensi  yang ada di Kebun Percobaan Sitiung . Disamping perlu dilaksanakan pemurnian bibit dengan melaksanakan seleksi ternak serta membeli bibit  perjantan sapi pesisir. (NN)



Photo Istimewa

MPA, SUMBAR - Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat mengikuti peringatan hari lahirnya Pancasila secara virtual yang berlangsung tepat dimulai jam 08.00 Wib tanggal 1 Juni 2020 di ruang kerja gubernur.

Dalam arahannya, presiden sampaikan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila harus kita hadirkan secara nyata dalam kehidupan kita, Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita, nilai yang bekerja dalam kebijakan dan keputusan pemerintah, nilai yang hidup terus bergelora dalam semangat rakyat Indonesia.

"Tidak hentinya saya mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai daerah untuk terus meneguhkan keberpihakan kita kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan." ujar Presiden

Presiden melanjutkan "Untuk melayani masyarakat, jangan membeda-bedakan kelompok, ras dan agama, serta untuk memenuhi kewajiban kita melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia".

Seusai upacara virtual, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang didampingi Wakil Gubernur Nasrul Abit juga menyampaikan ucapan selamat hari lahirnya Pancasila dan berharap ditengah terpaan covid-19 tetap menjaga jato diri sebagai insan pancasila.

"Ditengah pandemi covid-19 yang menerpa kita, jangan sampai nilai-nilai pancasila kita lupakan. Pancasila adalah roh kebangsaan dan roh pemersatu kita. Tetaplah jadi insan yang pancasilais walau ditengah wabah covid. Diharapkan dengan kegotongroyongan dan dengan kebersamaan kita semua, wabah covid-19 ini segera berakhir" ungkap Irwan Prayitno.

Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (ANTARA FOTO/Moch Asim)

MPA, JAKARTA -- Pemerintah Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur kembali terlibat kisruh penanganan wabah virus corona (Civid-19), yang turut menyeret Wali Kota Tri Rismaharini dan Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Kisruh ini dipicu oleh saling klaim siapa yang berhak memiliki mobil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut Risma, Kota Surabaya berhak atas mobil tersebut karena telah meminta lebih dulu kepada Gugus Tugas pusat.

Risma meluapkan kekecewaannya secara terbuka kepada masyarakat. Dia bahkan merasa disabotase dalam upayanya menangani wabah virus corona.

Di sisi lain, Ketua Rumpun Logistik Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengklaim pihaknya tidak mengalihkan bantuan dua unit mobil PCR seperti yang diklaim Risma.

Meski tak selalu terang-terangan, kisruh antara Kota Surabaya dan Pemprov Jatim bukan pertama ini terjadi.

Sebelumnya, baik Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya saling silang pendapat merespons penyebaran virus corona di pabrik rokok PT. H.M Sampoerna, Surabaya.

Kala itu, Khofifah menuduh Pemkot Surabaya lamban dalam merespons penyebaran corona karyawan pabrik PT. H.M Sampoerna tersebut. Pemkot Surabaya melalui Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, M Fikser merespons dengan menyatakan telah bertindak cepat.

Suko Widodo, pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya menyebut kisruh Risma-Khofifah tidak produktif dalam menangani persoalan wabah corona di Jawa Timur.

Lagi pula, kata dia, kepala daerah tak seharusnya mengumbar perselisihan ke publik.

Lihat juga: Kronologi Kisruh Mobil PCR Antara Risma dan Pemprov Jatim
"Komunikasi yang sifatnya emosional kurang tepat digunakan dalam menghadapi permasalahan. Karena enggak semua pesan-pesan oleh pejabat negara itu semua harus dilempar ke publik," kata Suko, Sabtu (30/5)

Ia menjelaskan pemimpin punya etika untuk tidak menceritakan dan berkeluh kesah kepada rakyat tentang problem yang dihadapinya saat menyelesaikan persoalan tertentu. Pemimpin seharusnya bisa mencari jalan keluar dan solusi terbaik bagi kemaslahatan masyarakat.

"Rakyat sedang membutuhkan pertolongan, jadi perkara kesulitan-kesulitan pemimpin harusnya enggak perlu disampaikan ke publik. Rakyat butuh hasil nyatanya saja," kata Suko.

Kemarahan yang dipertontonkan ke publik, diduga Suko bertujuan untuk mencari simpati dari masyarakat, terutama dari para pendukungnya. Dengan mendapat simpati, pemimpin bisa mendulang dukungan dari setiap sikap yang diambil. Namun Suko tak yakin cara ini manjur di tengah kondisi Jatim yang tertatih ditimpa wabah corona.

Suko menyebut yang dibutuhkan warga saat ini adalah kerja nyata dan pertolongan cepat dari pemerintah untuk menekan angka penyebaran corona yang makin hari makin naik jumlahnya.

Data resmi Pemprov Jatim per Sabtu (30/5), terdapat 4.409 pasien positif corona. Dari jumlah itu Kota Surabaya memiliki pasien positif corona sebanyak 2.394 orang.

Data tersebut menempatkan Jatim sebagai daerah dengan kasus positif tertinggi setelah DKI. Sejumlah analis kesehatan bahkan khawatir Jatim bisa melewati kasus positif di DKI.

"Jadi masyarakat Jatim lama-lama berfikir seperti sedang mengalami kekosongan. Masyarakat tak butuh pertikaian, tapi kolaborasi, mereka harus bersama-sama. Itu selesaikan lah cara baik-baik lah diantara mereka," kata Suko.

Senada, pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari curiga hubungan antara Khofifah dan Risma pada dasarnya tak terjalin baik.

"Jadi seperti ada relasi yang enggak bagus," kata Wawan.

Hubungan yang tak baik itu berimbas pada cara kedua pemimpin menerjemahkan wewenang antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota seperti dalam kasus bantuan Mobil tes PCR dari BNPB.

"Kan peraturan desentralisasi itu clear, kalau urusan levelnya kota ya silakan itu urusannya kota. Tapi kalau lintas kota ya itu kewenangannya provinsi," kata dia.

Dalam kasus ini Wawan tak menyebut siapa yang berhak mendapat mobil tersebut. Ia malah menyoroti BNPB yang tak secara tegas menjelaskan kepada siapa mobil tersebut diberikan.

Terlepas dari apapun pemicunya, menurut Wawan persoalan tersebut seharusnya bisa diatasi dengan 'kepala dingin'. Ia pun meminta agar Khofifah dan Risma bertemu untuk mencari solusi terbaik dan berkoordinasi mengenai pelbagai persoalan penanganan Covid-19.

Ia juga meminta agar pihak BNPB di level pusat untuk turun tangan mempertemukan mereka agar persoalan bantuan Mobil tes PCR Covid-19 bisa diselesaikan dengan baik.

 "Jangan keliatan yang tidak kompak dari pemerintah dalam menangani Covid-19. Jangan sampai rakyat menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah," kata dia. (**)

Sumber : cnnindonesia.com

T Rusli Ahmad bersama Bendahara Umum PB GNP Covid 19 Alexander Pranoto, Sekjen PB-GNP Covid 19 Prof Dr Ashaluddin Jalil MS, dan pengurus lainnya, mendatangi kelenteng Macho dan menyerahkan langsung sembako kepada warga sekitar Minggu (31/5/2020), di Pekanbaru

MPA, PEKANBARU-Pengurus Besar Gerakan Nahdlatul Ulama Peduli (PB-GNP) Covid 19, terus bergerak menyalurkan sembako kepada masyarakat kurang mampu dan terimbas langsung pandemi Covid-19, di Kota Pekanbaru.

Pada Minggu (31/5/2020), Ketua Umum PB-GNP Covid 19, T Rusli Ahmad bersama Bendahara Umum PB-GNP Covid 19 Alexander Pranoto, Sekjen PB-GNP Covid 19 Provinsi Riau Prof Dr Ashaluddin Jalil MS, dan pengurus lainnya, menyambangi Kelenteng Macho, Komplek Jondul Baru, Jalan Lokomotif, Kelurahan Tanjung Rhu  Kecamatan Limapuluh.

Ditempat ini T Rusli Ahmad menyalurkan sembako kepada masyarakat yang berada disekitar kelenteng tersebut.

Kedatangan T Rusli Ahmad dan rombongan diterima langsung Pengurus Kelenteng Ahwa. Masyarakat yang menerim sembako terlihat begitu senang.

T Rusli Ahmad mengatakan, pembagian sembako ini dilakukan dengan cara berkeliling mendatangi sasaran. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan massa.
Penyaluran bantuan sembako juga dilakukan dari pintu ke pintu.

"Jadi kami dari PB GNP Covid 19 mendatangi masyarakat door to door atau di jalanan. Kami menyalurkan bantuan untuk warga rentan terdampak COVID-19 untuk meringankan beban mereka, " ujarnya disela-sela kegiatan penyaluran sembako.

T Rusli Ahmad juga mengatakan, selama kegiatan ini bantuan diberikan kepada para pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang sampah, pengumpul rongsokan, tukang ojek dan kelompok rentan lainnya.

"Sembako ini kami berikan secara hati ke hati, sebab yang berhak mendapatkan sembako ini, merupakan warga atau lebih diprioritaskan kepada saudara kita yang memang membutuhkan,” ujar T Rusli Ahmad

Sementara itu Bendahara Umum PB GNP Covid 19, Alexander Pranoto menambahkan,  penyaluran sembako ini juga berkat kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat yang memang ingin membantu saudaranya yang kurang mampu.

Yang mana aksi kemanusiaan ini, jelasnya lagi, dilakukan tidak lagi memandang etnis dan ras. Selagi dia kurang mampu dan terdampak langsung, mereka wajib dibantu dan mendapatkan bantuan ini.*

Oleh : Firman Sikumbang

Kepada kakanda ku Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si Datuk Nan Sati !

Akhirnya ku katakan jua pada mu—meski hanya lewat surat terbuka ini—betapa gundahnya hati ku dari hari ke hari. Meski malam telah meninggi dan tak berapa lama lagi akan disambut pagi hari, namun mata ini tak kunjung jua terlelapkan. Kalau pun mata sempat terpejamkan, namun pikiran tetap saja berpelesiran tanpa akhir. Orang kampung ku menyebut fakta ini  “Mato lalok pikirang batangang” !

Kegundahan ku bukan tanpa alasan kakanda ku. Hari ini disua fakta bahwa daerah ku Sumatera Barat ini merupakan tertinggi “penderita” virus corona atau Covid-19. Ketika aku sedang menyelasaikan surat ini, terdapat 552 kasus positif Covid-19 di daerah ku, dan ini tertinggi di pulau Sumatera.

Aku tentu tak akan menyalahkan siapa-siapa dalam persoalan ini kakanda ku. Tapi fikiran ku tetap menuntun bahwa persoalan ini terntu berkait erat dari “lakek tangan” seorang pemimpin. Sebab, bila seorang pemimpin bergerak cepat dalam mengatasi setiap persoalan yang datang, maka ceritanya tentu akan menjadi lain.

Bukan berarti aku hendak menyalahkan pemimpin yang sekarang ! Namun, karena sebentar lagi tampuk pimpinan, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar akan berakhir,  maka pikiran ku selalu menerawang mencari sosok pemimpin yang punya gerak cepat dalam menghadapi setiap persoalan.

Setiap aku mencari sosok itu, maka wajah mu selalu terbayang kakanda ku! Mungkinkah Tuhan hendak mengatakan bahwa sosok yang sedang aku cari itu adalah diri mu ? Wallahualam bishawab !

Kendati begitu, di balik kontraversi diri mu, aku tahu bahwa kala gempa dahsyat mengguncang Sumatera Barat tahun 2009, sebagai Walikota Padang kala itu dirimu lah yang berdiri paling depan saat bencana datang menyapa.

Bahkan setiap kali terjadi gempa yang selalu diiringi isu tsunami, suara mu seketika muncul pula di RRI untuk menenangkan warga. Bagi ku apa yang engkau lakukan itu kakanda ku, adalah wujud pemimpin sejati ! Maka jangan salahkan aku bila berangan-angan menjadikan mu sebagai sosok Gubernur Sumbar yang paling layak untuk memimpin Sumatera Barat lima tahun mendatang, apa lagi di tengah pandemi Covid-19 yang membuat risau masyarakat.

Aku tahu kakanda ku, meski hati mu sempat terluka menjelang akhir masa jabatan mu sebagai Walikota Padang pada tahun 2014 lalu oleh pejabat Sumatera Barat, namun aku berharap engkau telah melupakan persoalan itu, serta mau fokus dan “berkorban” untuk memimpin Sumatera Barat lima tahun mendatang.

Hanya segitu saja surat dari ku, sebagai salah seorang masyarakat Sumatera Berat aku berharap engkau meluangkan waktu untuk membaca surat terbuka ini kakanda ku, selanjutnya engkau bersiap-siap mencalonkan diri untuk maju pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar mendatang.


NEW DELHI – Badai petir mematikan bergulung-gulung di bagian utara India, dan memorak-porandakan sejumlah bagian dari kompleks cagar budaya Taj Mahal. Beberapa bagian rusak termasuk gerbang utama dan pagar yang membentang di bawah lima kubahnya nan menjulang.

Salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia itu telah ditutup sejak pertengahan Maret sebagai bagian dari langkah untuk memerangi pandemi virus corona (Covid-19). Gambar yang diambil AFP menunjukkan, para pekerja sedang mengecek pagar mausoleum utama Taj Mahal yang hancur akibat diterpa badai yang mlelanda Kota Agra, Negara Bagian Uttar Pradesh, Jumat (29/5/2020) malam.

“Satu pagar batu pasir yang merupakan bagian dari struktur asli telah rusak,” kata arkeolog dari Badan Survei Arkeologi India, Vasant Kumar Swarnkar, kepada AFP.

“Satu pagar marmer yang merupakan bagian dari yang ditambahkan kemudian, langit-langit buatan di daerah penahan turis dan batu dasar gerbang utama juga telah rusak,” tuturnya.

Dia menambahkan, tidak ada kerusakan pada struktur utama bangunan yang didirikan oleh Raja Mughal Syah Jehan, empat abad silam. Taj Mahal dibangun sang raja untuk makam permaisuri yang amat dicintainya, Mumtaz Mahal, yang meninggal pada 1631.

Media lokal melaporkan, badai dan kilat pada Jumat kemarin menewaskan sedikitnya 13 orang di dua distrik Uttar Pradesh. Serangan kilat fatal menjadi pemandangan yang relatif umum selama musim hujan Juni-Oktober di India.

Tahun lalu, sedikitnya 150 orang terbunuh oleh kilat yang menyambar pada Agustus dan September di Negara Bagian Madhya Pradesh di India Tengah.

Sumbaer : inews.id

Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dibuka kembali untuk para jemaah, setelah penutupan selama dua setengah bulan akibat pandemi Covid-19. Foto/REUTERS

YERUSALEM - Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dibuka kembali untuk para jemaah, setelah penutupan selama dua setengah bulan akibat pandemi Covid-19. Tetapi, otoritas masjid memberlakukan beberapa tindakan pencegahan, ketika para pejabat kesehatan memperingatkan tentang peningkatan infeksi lokal.

Diizinkan kembali salat di situs paling suci ketiga bagi umat Islam ini menandai periode suram bagi kaum Muslim di Yerusalem, yang tahun ini menandai bulan puasa suci Ramadhan dan Idul Fitri tanpa mengunjungi Al-Aqsa dan Kubah Batu.

Dewan Wakaf Islam, seperti dilansir Reuters pada Minggu (31/5/2020), menyebut pengangkatan pembatasan dan pembukaan kembali masjid tersebut dilakukan setelah terus berkurangnya infeksi lokal Covid-19 di Yerusalem.

Ratusan umat Muslim meneriakkan "Allah Akbar" ketika mereka masuk ke halaman masjid yang berada di Kota Tua Yerusalem pada hari Minggu pagi untuk menjalankan salat subuh. Beberapa berlutut dan mencium tanah ketika mereka masuk.

Tetapi Dewan Wakaf Islam memberlakukan beberapa langkah untuk mengurangi risiko penularan, karena kasus baru Covid-19 di Israel meningkat dalam beberapa hari terakhir.

"Para jemaah yang datang harus mengenakan masker wajah dan membawa sajadah pribadi jika mereka ingin beribadah di dalam masjid atau di halaman luar kompleks," kata Dewan Wakaf Islam dalam sebuah pernyataan.

Dewan tidak mengatakan apakah akan ada batasan jumlah orang yang diizinkan masuk di kompleks seluas 35 hektar, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Sharif dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount. (**)

Sumber : sindonews.com

Wagub Sumbar Nasrul Abit, Bersama Wako Bukittinggi, Photo Istimewa

MPA, BUKITTINGGI – Objek wisata Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) yang biasa disebut warga setempat, Kebun Binatang Bukittinggi sempat tutup sejak 20 Maret 2020 lalu akibat wabah Covid-19. kini telah mulai dibuka.

Para pengunjung mulai memadati Kebun Binatang menjelang tatanan kehidupan baru atau new normal, yang bakal diterapkan di Kota Bukittinggi pada 1 Juni 2020.

Tidak hanya masarakat biasa yang mengunjungi kebun Binatang, bahkan Wagub Sumbar Nasrul Abit bersama Walikota Bukittinggi, ada diantara pengunjug yang kebetulan sedang melakukan peninjauan kesiapan Bukittinggi sebelum pemberlakuan New Normal, ujar Kepala TMSBK Bukittinggi Iqbal Sabtu (30/5)

Menurut Iqbal, hari pertama dibukanyaTMSBK harga tiket masuk masih normal tidak ada peningkatan, untuk anak-anak masih biasa Rp 20 ribu, dewasa Rp 25 ribu dan WNA, Rp 45 ribu, rincinya.

"Masih seperti biasa, kita belum menaikkan harga tiket pada pembukaan pertama Kebun Binatang pasca penetapan new normal di Bukittinggi," ujar Iqbal.

Sebelumnya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi telah melakukan rapid tes kepada petugas lapangan objek wisata, termasuk pegawai di TMSBK sebanyak 150 orang, untuk mamastikan kondisi petugas bebas dari Covid-19, katanya.

Lebih lanjut kepala TMSBK Bukittinggi mengatakan, TMSBK ditutup sejak 20 Maret 2020, akibat wabah Covid-19. Selama penutupan itu, TMSBK mengalami kerugian mencapai Rp 3 Milyar, ujarnya.(**)

Photo Istimewa

MPA, PADANG – Wali Kota Padang H. Mahyeldi Ansharullah menerima 1 unit incinerator bantuan organisasi masyarakat Tionghoa HBT, HTT. Alat penghancur limbah tersebut akan digunakan di RSUD dr. Rasidin Padang.

“Kami berterima kasih kepada HBT, HTT dan Santu Yusuf serta masyarakat Tionghoa di Indonesia atas bantuan incinerator. Ini bentuk kepedulian bersama dalam penanganan limbah, khususnya limbah medis yang saat ini ditakuti menyebarkan virus corona,” kata Mahyeldi usai menerima incinerator secara simbolis di RSUD Rasidin, Jumat (29/05/2020).


Menurut Mahyeldi, alat pembakar limbah tersebut sangat dibutuhkan. Pasalnya, incinerator mengefektifkan penghancuran limbah medis di rumah sakit daerah itu. Termasuk juga limbah medis eks penanganan pasien Covid-19.

“Dengan bantuan ini, RSUD Padang yang pertama di Sumatera Barat menggunakan. Setahu saya, incinerator ini baru ada di Pekanbaru dan Padang untuk pulau Sumatera,” sebutnya.

Buya, sapaan Walikota Padang itu, lebih lanjut mengulas, incinerator bantuan tersebut memang masih berkapasitas kecil. Pihaknya berupaya untuk bisa mengadakan incinerator yang berkapasitas lebih besar ke depan.

“Incinerator ini berkemampuan membakar limbah 50 kilogram per jam. Ke depan tentu kita berupaya mengadakan yang berkapasitas lebih besar,” ujarnya.

Turut hadir Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Edi Hasymi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mairizon, Kabag Protokol dan komunikasi pimpinan Amrizal Rengganis, Direktur RSUD dr. Rasidin Padang, Herlin Sridiani.

(Zal/Rengga)

Wako Padang sama Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Amrizal Rengganis, Photo Istimewa

MPA, PADANG - Sebanyak 137 orang atau 39 persen dari total kasus positif covid-19 yang berjumlah 361 orang dinyatakan sembuh. Dengan angka kematian 18 orang.

Data tersebut merupakan rekapitulasi kasus covid-19 Kota Padang yang tercatat pada Dinas Kesehatan Kota Padang hingga Jumat (29/5/2020).

"Hari ini (Jumat-red) ada delapan orang yang dinyatakan sembuh," kata Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Amrizal Rengganis, Jumat (29/5/2020).

Dijelaskannya, delapan kasus sembuh tersebut tersebar di Kelurahan Pagambiran 4 orang, 1 orang di Kubu Dalam Parak Karakah, 1 orang di Jati Baru, 1 orang di Kuranji, dan 1 orang di Flamboyan.

Sementara itu, dari data RSUD Rasidin yang saat ini menjadi rumah sakit khusus Covid-19, jumlah pasien sembuh yang telah dirawat berjumlah 34 orang.

"RSUD Rasidin tidak hanya merawat pasien Covid-19 dari Kota Padang, tapi juga memfasilitasi pasien dari daerah lain", ujar Amrizal.

Lebih lanjut dikatakan, Pemko Padang juga memberikan pelayanan bagi pasien Covid-19 yang dirawat di RS rujukan lainnya yang ada di Kota Padang. 


(Ulil/Rengga/Prokopim)

Photo Istimewa

MPA, PADANG - Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang akan melaksanakan New Normal di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia. Begitu juga dengan Kota Padang yang juga akan mengikuti hal tersebut.

Untuk mengetahui kesiapan menuju perubahan baru tersebut, Kapolda Sumbar Irjen Pol Drs. Toni Harmanto, MH bersama Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto, S.Ik. M.Si dan beberapa Pejabat Utama Polda Sumbar mengunjungi Pasar Raya Padang, Jumat (29/5) sore.

Kunjungan Kapolda yang juga didampingi Kepala Dinas Pasar ini, untuk melakukan pengecekan beberapa tempat di seputaran Pasar Raya Kota Padang.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu Setianto, S.Ik menyebut, kunjungan itu melihat kesiapan Pasar Raya menuju New Normal ini dengan mengikuti protokol kesehatan.

"Kapolda Sumbar melakukan pengecekan kesiapan Pasar Raya Padang sebagai pilot project, penegakkan disiplin protokol covid-19 menuju new normal," katanya.

Dengan mengikuti aturan dan protokol tersebut, diharapkan dapat memutus rantai penyebaran virus Covid-19. "Sehingga masyarakat nantinya dapat beraktivitas seperti biasanya kembali," imbuhnya.

Kombes Pol Satake menambahkan, saat ini di areal Pasar Raya Kota Padang juga telah ada pos pengamanan pendisiplinan yang akan ditempati oleh personel TNI, Polri dan instansi terkait lainnya.

"Ada 2 pos pengamanan pendisiplinan, di dekat CGV Padang (sebelumnya Bioskop Raya) dan di simpang Air Mancur. Untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan," pungkasnya.(*)

 Sumber: Bidhumas Polda Sumbar

Alumni Akabri 96 Sumbar Salurkan Bantuan kepada Masyarakat Terdampak Covid-19Kombes Pol Hendra Wirawan menyerahkan secara simbolis bantuan untuk disalurkan kepada masyarakat

MPA, SUMBAR - Alumni Akabri yang terdiri dari TNI (AD, AAL, AAU) dan Akpol Angkatan 1996 Bratasena di Sumatera Barat, menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) kemanusiaan berupa pembagian sembako kepada masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19.

Kegiatan ini dilepas oleh Karo SDM Polda Sumbar Kombes Pol Hendra Wirawan, SH. S.Ik. MH, Kasi Pers Korem 032 WBR Kolonel Inf. Jajang Kurniawan, dan beberapa alumni Akabri 96 lainnya, Sabtu (30/5) pagi di Mapolda Sumbar.

Kasi Pers Korem 032 WBR, Kolonel Inf. Jajang Kurniawan mengatakan kegiatan bakti sosial yang digelar alumni Akabri 1996 Bratasena ini, dilakukan secara nasional dan serentak.

"Kami ingin berbagi peduli Covid-19. Mudah-mudahan dengan yang kami berikan, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Sementara, Kepala Biro SDM Polda Sumbar Kombes Pol Hendra Wirawan, SH. S.Ik. MH yang juga sama-sama alumni Akabri 1996 menambahkan, baksos kemanusiaan ini juga merupakan lanjutan dari arahan Presiden RI Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, soal kepedulian aparat membantu masyarakat yang membutuhkan.

"Bantuan yang diberikan pembagiannya seperti di Kota Pariaman, Kota Padang, Padang Pariaman, dan Solok," ucapnya.

Untuk pendistribusiannya, pihaknya mengedepankan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, Resimen Mahasiswa (Menwa) dan organisasi masyarakat.

"Jumlahnya 1.000 paket sembako. Diserahkan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19," pungkasnya.(Rahmat Fauzi)


Sumber : Bidhumas Polda Sumbar

Oleh: Pinto Janir 

Sabalun sampai di muko rumah, perasaan Yanti tatap indak lamak. Inyo sabana cameh. Hujan malam makin dareh sajo . Samantaro, pikiran Rundi baputa-puta kaniak ka ingkin. Saputa ka Yanti. Saputa lai ka Ijah. Bertahun derita perpisahan yang nyo alami jo Yanti. Salamo itu pulo Yanti selalu dalam hati dan tagok di ruang  pangananyo. 

Kalau bicara  soal tanggung-jawabnyo ka Saijah, raso-rasonyo dek Rundi alah labiah dari cukuik. Rumah lah dibuek-annyo  untuak Saijah jo anak-anak. Balanjo indak pernah kurang. Bahkan acok  inyo labiahkan. Malah  mulai dari adik-adik kanduang sampai ka adik-adik sepupu Saijah bagai, inyo kamehan biaya sakolah jo biaya kuliahnyo dek Rundi.  Kaduo urang tuo Saijah alah inyo umrohkan bagai. 

A juo lai,Jah? 

 Uang deposito untuak maso depan  anak-anak dan Saijah, alah pulo inyo siapkan. Apo lai nan kurang, Jah?  Raso-rasonyo, Rundi lah labiah daripado cukuik mambari kebahagiaan untuk Ijah. Baitu kato hati Rundi. 

Kini ko inyo ingin mambari kebahagian pado diri sendiri. Apo iko salah? 

“ Da….”, Yanti mangajuik an lamunan Rundi. Sabab, katikok oto lah baranti di muko rumah, nan Rundi ko masih tetap diam. Sabananya Yanti tahu kalau Rundi sadang dalam kecamuk lain. Yanti tahu baraso Rundi tantu mamikiakan bininyo. Tapi, ba-a lah, inyo pun  cameh pulo  mambiakan Rundi pulang dalam keadaan ase oto nan macet di tangah hujan labek nan makin manggilo. Kalau inyo biakan Rundi pulang, kalau tajadi apo-apo ka diri Rundi, Yanti tak mau manyasa saumua hiduik. 

“ Da……!” sakali lai  Yanti mangajuik an lamunan Rundi jo manapuak lambek bahu kiri Rundi. 

“ Oh….yo “, agak tagagau Rundi snek.

Sudah tu Yanti mangecek jo suaro agak mahibo; “ Uda, ndak usah uda kini pulang ka Bukittinggi, rancak Uda tunggu sampai bisuak pagi…..Hujan masih labek Da…Ase oto uda indak pulo elok….”.

Ko bajaleh-jaleh se lah awak kini dih. Nan sabana-bananyo bana, indak adoh bagai ase oto Rundi rusak doh. Masak, Pajero baru asenyo rusak. Nan ka iyo se lah. Sajak barangkek dari rumah bako Yanti tadi, sangajo Rundi indak maiduik-an asenyo. Nan Yanti indak pulo mamparatikan bana. Rundi hanyo ingin tahu, sagadang apo kekhawatirannyo pado diri Rundi. Apo Yanti lai ko lah manahan inyo supayo ijan pulang dulu ka Bukittinggi atau indak?

 Rundi sabana baharok Yanti manahan inyo. Tanyato harapannyo manjadi nyato. Tanyato juo iyo ruponyo.  Yanti manahannyo. Memang, apo nan dilakukan Rundi ko barisiko tinggi.mamatikan ase di tangah hujan itu babayo. Inyo tahu tu. Tapi, untuak sebuah jawaban hati, risiko tinggi tu lah nyo hadang. Indak inyo hiduik an ase, inyo kecek an rusak. E….alah !

Rundi manjadi tahu kini, tanyato pulo, Yanti sangaik mengkhawatirkan diri Rundi. Samantaro Ijah, indak pernah mengkhawatirkan Rundi. Kalau Rundi pai, yo pai surang se lah. Asal  pulang lai salamaik. Baitu prinsip Ijah balaki. Inyo picayo saratuih persen ka Rundi. Sangaik picayo. Makonyo inyo indak paralu banyak tanyo. 

Ijah…Ijah. Kalau ka padusi lain, mungkin Rundi bisa dipicayo saratuih persen.Agak co patuih gai rancak e padusi ko, haram Rundi ka tadayo. Ijah tahu tu. Tapi adoh nan indak nyo ketahui  dek Ijah, yakni soal Yanti. Rundi tak pernah manyabuik-nyabuik pacar lamonyo ka Ijah.  

Makonyo tak adoh alasan Ijah untuk mengkhawatirkan lakinyo ka baraliah ka nan lain. 

 Kadang-kadang seorang laki memang butuh pulo untuk  dikhawatir-khawatirkan. Katikok Yanti mengkhawatirkan Rundi, makin dalam sayang Rundi ka Yanti. Makin tacurah juo hatinyo ka pacar lamo ko.  Inyo marasao sabana sajiwa bana, marasao sabana cocok bana, mara sabana bakasasuaian bana jo Yanti. A juo lai, induak kato dari cinto sajati tu adolah cocok. Cocok d hati , cocok di jiwa nyaman di raso. 

Kini Rundi ingin membahagiakan diri sendiri. Keputusan Rundi adolah , inyo pulang bisuak pagi ka Bukittinggi. 

“ Ba-a kok Uda diam sajo. Yanti indak rilakan Uda bajalan dalam keadaan ase rusak manampuah hujan. Babahayo , Da. Mambana Yanti, uda tunggulah bisuak pagi dih Da “.

Mandanga Yanti mambana takah itu, bantuak urang bahibo-hibo, indak sampai hati pulo Rundi manjawek nan indak sasuai jo harapan Yanti. 

“ Iyo.Uda di Padang. Uda pagi ka Bukittinggi”. 

Mandanga kato pasti dari Rundi, Yanti tersenyum dengan wajah nan sangaik bahagia. 

Sudah tu Rundi bakato. Nyo pandang wajah Yanti jo kasiah sayang. Yanti manunduak. Lambek-lambek nyo sandakan kapalonyo ka bahu kiri Rundi. Sadang oto masih hiduik juo baru. Kaco oto alun dibukak. Masih tatap baranti di muko rumah Yanti. 

“ Uda, nginap di hotel sajo !” kato Rundi sambia membelai mesra rambuik Yanti. 

Yanti memandang ke Rundi. “ Uda lalok di siko sajolah. Kamar kan banyak. Uda bisa lalok di kamar subalah”. 

Rundi maangguk. Oto tu lansuang masuak ka garase rumah Yanti nan kosong. 

Tanyato cinto mambuek urang manjadi sagalo barani. Cinto melenyapkan raso takuik. Cinto kalau sadang mambaro, satinggi apopun risiko akan inyo hadang surang . Rundi mulai bapikia gilo, ah di ma ka tibo se lah heh. Bukankah inyo alah lamo mananam cinto ka Yanti, apo salahnyo kalau kini inyo manyiangi. Di ma tumbuah di sinan  di siangi. Di ma ka tibo se lah, baitu bisik hatinyo. 

Baitu tibo di rumah, Yanti lansuang manunjuak an di ma kamar untuak Rundi, tapek bana di subalah kamarnyo. 

Sabananyo Rundi gugup jo gagik. Saumua-umua, sajak manikah jo Ijah, balun pernah inyo nginap di rumah padusi lain. Walaupun indak sakamar bagai, tapi rumah ko sadang kosong. Salah satu tujuan Yanti ka Padang adolah untuak maurus rumah ko. Salamo ko rumah papanyo ko dikontrakkan pado sebuah perusahaan. Kontraknyo lah habis kini. Makonyo kosong. 

Baduo jo pacar lamo di rumah kosong, sia lo pulo nan indak ka badabok-dabok darahnyo. Badabok ba-a ka indak, hujan di lua makin indak basiagak. Baranti sabanta, sudah tu nyo tutuh lo dek hujan labek baliak. 

Sabalun masuak ka kamar, Yanti mambarikan Rundi baju ganti. 

“ Uda pakai sajo iko dulu “, Yanti mambarikan baju kaos oblong ka Rundi. 

Rundi paliang indak bisa lalok pakai sawa jin. Makonyo inyo batanyo ka Yanti. 

“Yanti, adoh sarawa pendek, hawai indak juo ba-a doh !”. 

“Tunggu sabanta, Yanti carikan dulu “.

 Yanti masuak ka kamar mausai kopornyo.Samantaro Rundi tagak mamatuang di muko pintu kamar tu. Indak lamo sudah tu, Yanti kalua mambaok an sarawa pendek hawai. 

“Untuang adoh ko Da. Tapi, iko iyo sabana-bana sarawa dari Hawaii bana mah Da….!” kato Yanti sambia maagiahan sarawa tu ka tangan Rundi. Sarawa tu di bali Yanti iyo sabana di Hawaii, wakatu inyo pai liburan jo almarhum lakinyo, Satrio . 

“Sabalun uda lalok, Yanti buek an uda kopi dulu dih “, kecek Yanti sambia balalu ka dapua sabalun sempat Rundi maiyokan. 

Indak lamo sudah tu kopi tibo. Duo insan pacar lamo ko maota-ota di ruang tangah.Mulai dari soal nostalgia SMP hinggo maota-ota mengenai musik. Urang baduo ko salero musiknyo samo.Samo-samo suko ka jazz dan blues. 

Adoh sekitar sajam Yanti dan Rundi maota-ota lamak di ruang tangah tu. Walau urang ko gaya maotanya bantuak data-data sajo, tapi duo urang ko samo-samo bakacamuak jo pilinan raso. Walau duduaknyo bajarak dibatehi meja kaco kristal, namun perasaan dan hasrat mereka untuak duduak labiah dakek tak bisa didutoi. Mungkin urang ko masih samo-samo batahan. Rundi batahan, Yanti baitu pulo. Namun debar di dado makin kancang.Samo kancang ka duonyo.

Rundi sayang ka Yanti. Itu  kato lah  pasti. Tapi apo bisa dipastikan urang ko bisa menjinakkan gelora dan hasrat nan kian manggilo di dado? Kecek urang, rindu kalau alah tajawek, inyo akan manjadi hamba sajo. Inyo akan manjadi biaso. Rindu nan paliang manis adolah rindu nan indak kunjuang tajawek. Cinto itu misteri.Indahnyo justru katikok indak tajawek. Tanyato pandapek ko  salah. Rundi dan Yanti bahkan makin bergelora sekalipun cinto dan rindu mereka lah tajawek kini.  Rindu sepasang pacar lamo ko  agaknya indak pudua-pudua sekalipun hujan dan angina dareh di lua. 

Malam tu Yanti baharok, Rundi duduak di subalahnyo. Lalu mamaluaknyo dalam kemesraan. Lalu…..lalu…dan lalu….

Apo yang diharokkan Yanti, sabananyo adolah apo nan adoh dalam pikiran Rundi. Inyo ingin mamaluak Yanti. Hanyo mamaluak sajo. Indak labiah. Tapi itu tak dilakukannyo karano inyo takuik Yanti menganggapnyo sebagai laki-laki nan lah biaso bamacam-macam jo padusi lain. Sumpah, Rundi indak pernah berselingkuh dan mengkhianati Ijah.   

Kini Rundi jo Yanti, baduo-duo sajak siang tadi, apo iko indak basalingkuah namonyo tu? Apo iko indak bakhianat ka bini namonyo ko? Rundi baparang jo kato hati  surang.

Antah ba-a ko lah, Rundi indak pernah samiang pun menganggap iko sebuah perselingkuhan.Indak pernah maraso inyo alah berkhianat ka Ijah. Apo sababnyo? Karano bagi Rundi , Yanti adolah jiwanyo.Adolah rindunyo. Adolah cinto sajatinyo. Adolah urang nan salamo ko selalu ado di hatinyo nan paliang dalam. 

Ijah ba-a? 

Ijah tu jodoh. Jodoh? Ya, Ijah di mata Rundi tak lebih sebagai jodoh. Jodoh balun tantu cinto, cinto balun tantu jodoh. Kalau iko nan adoh dalam pikiran Rundi, jadi Ijah adoh di subalah hatinyo nan ma? Apo sekedar sayang? Atau indak cinto samo sakali? Kalau indak, ba-a kok sampai baranak Ijah sampai duo kali dek Rundi? 

Ruang  nan langang dan haniang tu hanyo ramai dan ribuik dan kalebuik di hati surang-surang. 

Yanti dan Rundi samo-samo tadiam. Samo-samo tapatuang. Urang ko sibuk jo pikiran masiang-masiang. Sampai akhirnyo, Yanti minta pamit untuak segera ke kamarnyo. 

“Uda, Yanti tidua dulu dih”.

“Yo, tidua lah Yanti dulu.  Uda habiskan rokok sabatang ko dulu !”

Ondeh, iyo sabana kecewa Yanti mandanga jawaban Rundi. Padohal, inyo baharok, sabalun masuak kamar, Rundi tagak lalu mamaluaknyo. Tapi itu ba-a kok indak dilakukan pacar lamonyo ko.Kecewa Yanti.  Rundi tatap juo asik seperti manikmati rokoknyo.

Apo nan tampak indak takah nan tajadi. Padohal, indak baitu bagai doh. Rundi sadang manggigia surang dalam hati. Manggigia ba-a nan ka indak. Ko pacar lamo adoh di muko. Pacar lamo ko makin lamo dipandang  makin rancak juo. Hampiang tak adoh kekurangan pado sabatang tubuh Yanti. Bantuak tubuh Yanti adolah bantuak tubuah nan sangaik diidam-idamkan dek kebanyakan laki-laki. 

Yanti berlalu.Inyo lah masuak ka kamar dengan hati kecewa. Nyo ganti bajunyo jo gaun tidua warna putiah bamerek Lingerie.Gaun ko alun sempat nyo pakai.Dulu gaun ko inyo bali di Amerika. Bahannyo santiang. Tipih dan sajuak dipakai. Balinyo bajuta-juta. Makin rancak tubuah Yanti baitu dibaluik gaun lalok bawarna putih ko.

Samantaro,  Rundi manyambuang rokok sabatang lai.Inyo alun juo masuak kamar. Baitu habih nan sabatang ko, nyo sambuang lo baliak.Bantuak kareta api, putuih sambuang barang ko marokok. 

Samantaro patuih manyamba-nyamba dilua. Yanti paliang takuik mandanga bunyi patuih jo guruah.Kini, takuiknyo ko inyo tahan surang  sambia mamakok talingo jo mamiciangkan mato. Yanti maleh kalua.Inyo takuik bekoh Rundi manilainya macam-macam. Rancak inyo batahan sajo di kamar ko. 

Samantaro Rundi  baru sajo masuak ka kamar. Sabalun marabahan diri ka tampek tidua, nyo tuka baju jo sarawa jo nan diagiahkan dek Yanti tadi. 

Pangana Rundi manarawang-narawang . Inyo takah urang  maetong jarajak loteng nan indak bajirajak. Samantaro di Bukiktinggi, Ijah lah takalok di ruang tangah di muko tipi dek jak tadi manunggu laki nan alun pulang.  Inyo indak punyo kebiasaan mahape laki.Ijah bukan tipe bini nan nyinyia nan tiok sabanta batanyo, di ma Da, jo sia Da, sadang manga Da, pulang lah lai Da…..model-model ko bukan tipe Ijah. Ijah ko tipe bini saulah. Indak pancuriga ka laki !

Samantaro di kamar subalah, Yanti seakan tak pueh-pueh barado dakek Rundi. Inyo malam ko ingin menghabiskan wakatu di sampiang Rundi. 

Yanti  bodinyo stabil dari gadih sampai lah baranak. Kalau dikatokan Yanti ko gadih, banyak urang nan picayo mah. Modis. Baitu pulo bodi Rundi. Biasonyo, urang kalau lah babini, nan paruik tibo sakali. Nan barek batambah pulo.Rundi indak baitu.Bodi Rundi  tatap rancak. Apolagi, sajak SMP hinggo SMA Rundi ko andalan tim basket sekolahan dan jagok lo main bola. 

Wakatu  SMA Rundi tamasuak cowok nan diidolai dek para padusi. Idola  ba-a nan kaindak, awak gagah, utak rancak pulo. Wajah Rundi bantuak-bantuak cowok Mexico agak saangin. Macho !

Maso SMA dulu, Desi anak anggota DPR RI sangaik tagilo-gilo ka Rundi. Desi rancak kok. Hiduang mancuang. Bibir tipih. Kulik kuniang lansek.Mato bulek bantuak bintang pilem India. Pernah Rundi agak-agak dakek jo Desi. Wakatu itu inyo batekat handak malupokan Yanti. Makonyo inyo bausaho pulo mandakek an diri ka Desi nan  ka sikolah mambaok oto surang. Tiok pai sikolah, oto diparkirlkannyo di rumah Wati kawan dakeknyo nan tingga indak bara langkah  dari sikolanyo. 

Pernah Desi maajak Rundi pai jalan-jalan mamburu kuliner di Payakumbuh jo otonyo tu. Ijan salah.Rundi pandai kok mambaok oto. Kakak sepupu Rundi punyo angkot 06. Kalau sudah mancuci  angkot tu, Rundi baraja mamajuan jo manyuruik an oto tu hinggo inyo lanca mambaok. 

Katikok Rundi manulak mambaok oto Desi, itu bukan karano inyo indak pandai mambaok oto, tapi inyo takuik mambaok Honda Jazz Desi, takuik balantak. Balantak, jo apo kadiganti? 

Hanyo tigo minggu luruih Rundi dakek jo Desi. Dek karano, minggu ka ampek, makin nyo cubo untuak malupokan Yanti, justru makin kareh pangana dan bayangan  Yanti di ruang mato jo di hati. Makin inyo paso-pasoan malupokan Yanti, makin raso disayik-sayik sambilu raso hatinyo. Makonyo,  indak sapatah kato pun inyo agiah kepastian ka Desi sampai Desi nan justru manyampaikan raso suko ka inyo. Tapi, dijawek Rundi, ancak awak bakawan sajo. Indak tangguang-tangguang kecewa hati Desi saat tu doh. Sajak tu, Desi tahu diri , inyo manjauh dari Rundi dengan mambaok luko di hati. 

Mangana kaji lamo ko Rundi senyum-senyum surang. Urang nan inyo cintoi salamo ko, kini adoh di subalah kamarnyo. 

Samantaro di lua, hujan bantuak basijadi tutunnyo.Sebagian dari kota Padang lah tarandam dek aia. Untuang rumah Yanti barado di tampek katinggian. 

Tiba-tiba………..

Duaaaaaaar……!

Patuih tongga manggalaga. Yanti di dalam kamar tapakiak. 

“Udaaaaaa!” 

Inyo katakutan. Rundi lansuang mahambua ka lua. Nyo lansuang masuak ka kamar Yanti. Ruponyo kamar Yanti tu tak bakunci. 

Inyo tagagau  mancaliak Yanti nan mamakai gaun tidua warna putiah nan tipih. Samantaro, dek mati katakuik an mandanga patuih tongga nan sabana kareh, reflek Yanti mahambua ka palukan Rundi. 

Ondeh Mak….!

Yanti mamaluak dek katakutan, Rundi manarimo palukan dek hasrat laki-laki. Kalau tangan Rundi bantuak urang istirahat di tempat grak, raso-rasonyo samo Rundi jo mandutoi diri surang. Kini ko inyo jujur. Nyo baleh pelukan Yanti. Dalam pelukan Rundi, Yanti marasokan kedamaian nan indak terwakilkan dek kato-kato. 

 “Uda…uda lalok di kamar ko sajolah…Yanti takuik !” 

Ha? Lalok  di kamar baduo? 

“ Kan Uda bisa lalok di kursi sofa? “ lakeh-lakeh Yanti bakato dek karano adoh keraguan di hati Rundi.Keraguan tu Tabaco dek Yanti. 

“ Mintak Uda salimuik Yanti, sagan Uda basarawa pendek!” 

Kalau lah “Bauda” Rundi ka badannyo, lah ka gamang ayun di tali gantiang. Di ayun buai iyo lamak. Kalau tali nyo putuih, cilako nan katibo. 

Yanti tagak manuju ka lamari di kamar tu. Tamanuang Rundi mancaliak Yanti bagaun lalok tipih. Anggun. Rundi mandaguak liu surang.

Yanti manjuluakan Rundi salimuik. Katikok manarimo salimuik dari tangan Yanti, caliak pandang Rundi alah gak lain. Dabok hati Yanti makin kancang. Katikok tangannyo ka maagiahan salimuik, tangannyo tu diganggam dek Rundi. Makin dakek.Makin tambah dakek. Dasah Yanti seakan jatuah ka ruang nan paliang dalam. 

“Uda…!” 
Tibo-tibo Yanti malapehkan palukan tu. Urang ko baranjak. Yanti baliak lalok ka ateh kasua, Rundi basilunjua ka ateh kurisi sofa. 

Takah-takah  adoh upayo urang ko bantuak saliang manahan.Mungkin iko nan dinamoi dengan siksaan nan indah.

Rancak juo tu, supayo bala jan tibo, makonyo rancak juo  Rundi lalok di  kursi sofa nan adoh di kamar tu. Nan indak bisa ditahankannyo adolah satiok mancaliak ka arah Yanti nan mamakai gaun tidua nan tipih tu nan indak basalimuik.  Raso-rasonyo Rundi sadang barado di kamar pengantin di malam partamo sausai pesta. 

Inyo pernah mancubo malam partamo jo Ijah. Rasonyo indak takah iko bana indahnyo  doh. Sabab, di malam partamo tu Rundi justru sadang takana dan mambayangkan wajah  Yanti. Wakatu malam partamo jo Ijah tu justru inyo mambayangkan diri, kalau sakironyo Ijah ko adolah Yanti tantu sempurna malam pengantinnyo.  

  

Kini ko Yanti sakamar jo inyo. Tanyato hiduik ko pikiran. Apo nan dipikiakan dengan bana-banalambek lamo akan menjelma manjadi sebuah kenyataan.  Nyo pandang Yanti sadang tiduanyo. Matonyo alah tapiciang. Sumpah, ma bisa Yanti lalok. Lah nyo cubo-cubo maciangkan matonyo, namun takah lirik lagu Minang, mato lalok hati batanggang. Lah sadakek tu Rundi darinyo, nan hanyo bajarak ampek langkah dari tampek tiduanyo, ka Rundi juo pangananyo baru lai. Rundi takah itu lo.  

Lah nyo piciang-piciangan matonyo, pangananyo bantuak balando mintak tanah. Diagiah hati mintak jantuang. Diagiah lalok dikurisi sopa, mintak lalok di ateh tampek tidua taba. 

E….alah!

Konyol Rundi tibo, inyo baharok supayo patuih nan karehnyo takah tadi, kok dapek tibo lo baliak sakali lai. Buliah mahambua Yanti ka inyo.  Samantaro, Yanti baharok takah itu juo. Namun nan patuih ko indak lo kunjuang tibo-tibo.Patuih pantang diharok ruponyo. Tanpa alasan nan jaleh, Yanti malu pulo manyuruah Rundi lalok disubalahnyo. Inyo tahu, kurisi sofa ko panjangnyo gantuang pulo dari kaki Rundi. Pasti tidua Rundi indak nyenyak, baitu pikiran Yanti. 

Kok kadisuruah Rundi lalok diateh kasua ko, terus terang, Yanti malu. Malu sebagai padusi. Malu dianggap Rundi anhe-aneh. Sumpah, Yanti indak pernah baduo-duo di kamar jo laki-laki lain selain jo almarhum suaminyo. Samantaro, patuih nan diharok tak kunjuang tibo. 

Dalam hatinyo Rundi bapikia, mancari alasan nan tapek supayo bisa tidua di subalah Yanti. Inyo bae purak-purak gaelisah. Nyo lunjua-lunjua an kakinyo nan malabihi panjang kurisi sambia mamiciangan mato. Pas katikok samo-samo mambukak mato, pandangan urang ko baradu. 

Indak dapek diagak. Kini Rundi baprinsip takah tadi, dima ka tibo se lah lai heh. Bekoh, bekoh lo dipikiakan. Nan jaleh inyo tagak dari kurisi, sudah tu nyo bajalan ampek langkah, tibo di subalah Yanti. Nyo lansuang lalok di sampiang Yanti. 

Dabua dado Yanti samakin kareh. Rundi samakin kareh pulo, dabuanyo. Nyo mamandang ka Yanti. Yanti mambaleh dengan senyum nan paliang ngilu. 

Hujan lah mulai rado agaknyo. Nan tasiso hanyo  dinginnyo sajo.  

Walau tidua basubalahan. Walau bahu suok jo kida lah saliang lakek. Walau gelora dan hasrat samakin dareh, namun Rundi ingin  tetap bertahan. Sakatiko saketek kato bana tumbuah di hatinyo. Bahaso apo nan inyo lakukan iko adolah kaliru. Salah !

Inyo tagak dari tidua. 

Lansuang Yanti bakato: “ Uda  kama?” 

Dijawek dek Rundi, “ Baru takana dek Uda, bahaso pagi ko uda adoh janji jo Syafri kawan bisnis Uda. Kami  barencana ka mambukak SPBU di jalan raya Bukittinggi Payakumbuh nan bakonsep SPBU rekreasi!” .

Yanti tadiam. Adoh kekecewaan yang sangaik dalam di hatinyo.Raso kecewa tu nyo raguaknyo surang dalam hati taibo-ibo. Inyo maraso tagaing surang. 

“Kan, bisa uda barangkek sudah subuah. Hari baru jam ampek Da !”

“Ragu Uda, bekoh telat “.

Sakali ko Yanti indak mampu manahan Rundi. Padohal inyo ingin lamo-lamo adoh di sampiang Rundi. Ingin lamo-lamo lalok di subalah Rundi, walau indak malakukan nan takah-takah itu bana. Baginyo, barado di sampiang Rundi adolah sesuatu nan sangaik indah. 

Keindahan tu kini, lanyok sakatiko .Rundi lah manuka sawa hawai dan baju kaosnyo jo pakaiannyo samulo. 

Inyo pamit ka Yanti. Yanti malapeh jo hati tagantuang. Nyo lapeh Rundi jo lambaian, tanpa pelukan tanpa kecupan di kening.Iko nan mambuek Yanti tapadiah. Inyo manggigik bibia malapeh Rundi pacar lamonyo. 

Yanti masuak ka kamar. Aia matonyo jatuah. 

Samantaro, Rundi malarikan otonyo jo kecepatan nan kancang. Kini tabayang dek inyo Ijah, dan duo anaknyo Grendi dan Suci.

Nyo takan gas sakancang-kancang antah. Antah ba-a ko lah, kini ko inyo ingin lakeh-lakeh tibo di rumah….

Makin nyo takan lari otonyo tu…..

(Basambuang) Bukittinggi 270520/12;13

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
F