Baca Juga
Oleh : Firman Sikumbang
Kepada kakanda ku Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si Datuk Nan Sati !
Akhirnya ku katakan jua pada mu—meski hanya lewat surat
terbuka ini—betapa gundahnya hati ku dari hari ke hari. Meski malam telah
meninggi dan tak berapa lama lagi akan disambut pagi hari, namun mata ini tak
kunjung jua terlelapkan. Kalau pun mata sempat terpejamkan, namun pikiran tetap
saja berpelesiran tanpa akhir. Orang kampung ku menyebut fakta ini “Mato lalok pikirang batangang” !
Kegundahan ku bukan tanpa alasan kakanda ku. Hari ini disua
fakta bahwa daerah ku Sumatera Barat ini merupakan tertinggi “penderita” virus
corona atau Covid-19. Ketika aku sedang menyelasaikan surat ini, terdapat 552
kasus positif Covid-19 di daerah ku, dan ini tertinggi di pulau Sumatera.
Aku tentu tak akan menyalahkan siapa-siapa dalam persoalan
ini kakanda ku. Tapi fikiran ku tetap menuntun bahwa persoalan ini terntu
berkait erat dari “lakek tangan” seorang pemimpin. Sebab, bila seorang pemimpin
bergerak cepat dalam mengatasi setiap persoalan yang datang, maka ceritanya
tentu akan menjadi lain.
Bukan berarti aku hendak menyalahkan pemimpin yang sekarang !
Namun, karena sebentar lagi tampuk pimpinan, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar
akan berakhir, maka pikiran ku selalu
menerawang mencari sosok pemimpin yang punya gerak cepat dalam menghadapi
setiap persoalan.
Setiap aku mencari sosok itu, maka wajah mu selalu terbayang
kakanda ku! Mungkinkah Tuhan hendak mengatakan bahwa sosok yang sedang aku cari
itu adalah diri mu ? Wallahualam bishawab !
Kendati begitu, di balik kontraversi diri mu, aku tahu bahwa
kala gempa dahsyat mengguncang Sumatera Barat tahun 2009, sebagai Walikota
Padang kala itu dirimu lah yang berdiri paling depan saat bencana datang
menyapa.
Bahkan setiap kali terjadi gempa yang selalu diiringi isu
tsunami, suara mu seketika muncul pula di RRI untuk menenangkan warga. Bagi ku
apa yang engkau lakukan itu kakanda ku, adalah wujud pemimpin sejati ! Maka
jangan salahkan aku bila berangan-angan menjadikan mu sebagai sosok Gubernur
Sumbar yang paling layak untuk memimpin Sumatera Barat lima tahun mendatang,
apa lagi di tengah pandemi Covid-19 yang membuat risau masyarakat.
Aku tahu kakanda ku, meski hati mu sempat terluka menjelang
akhir masa jabatan mu sebagai Walikota Padang pada tahun 2014 lalu oleh pejabat
Sumatera Barat, namun aku berharap engkau telah melupakan persoalan itu, serta
mau fokus dan “berkorban” untuk memimpin Sumatera Barat lima tahun mendatang.
Hanya segitu saja surat dari ku, sebagai salah seorang
masyarakat Sumatera Berat aku berharap engkau meluangkan waktu untuk membaca
surat terbuka ini kakanda ku, selanjutnya engkau bersiap-siap mencalonkan diri
untuk maju pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar mendatang.