-->

Menunggu Alirman Sori 'Merajut Mimpi' ke Rumah Bagonjong

Baca Juga

Catatan Novri Investigasi (Bag 1)

Sebelum, dilanjutkan tentang mimpi Alirman Sori untuk duduk di Rumah Bagonjog. Sebuah lirik lagu, menggambarkan kisah hidupnya, hingga mampu meraih mimpi


MARAIAH MIMPI


Sansaro di arak untuang

Angan di hati tabang mambubuang

Tapi balain nan denai tangguang

Bajojo sayua kuliliang kampuang


Sajalan niaik jo doa

Di hati indak baputuih aso

Den cubo pulo bakuli tinta

Kok lai tabukak pintu usaho


Rreff

Antah pituah nan dari ayah.

Dunia politik asa mulonyo

Disiko nasib mangko barubah

Mawakili rakyat manjadi nyato


Sayang nyo ayah masih taraso

Kasiah nyo mande den baok mati

Mungkin ko doa ayah jo bundo

Kiiniko denai maraiah mimpi


"Hidup adalah pilihan yang harus diputuskan. Jika tak ingin bodoh, jangan lakukan hal yang bodoh. Pendidikan senjata paling ampuh untuk bisa menaklukkan dunia. Hidup itu adalah ikhtiar dan doa." Pesan ayah itu, menjadi cambuk bagi Alirman Sori mengarungi kerasnya kehidupan. Ayah baginya, malaikat' yang selalu menuntun langkahnya dalam meraih impian.


Saat anak seusianya, bermanja, menikmati hidup dengan segala fasilitas yang ada, Alirman Sori, bergelut dengan kerasnya kehidupan. Jualan goreng, menjaja sayuran keliling kampung, dijalani anak petani ini. Tak berkeluh kesah, tak pasrah dengan keadaan. Menantang badai kerasnya kehidupan. Masa kecilnya yang keras, membentuk sosok Alirman Sori, yang kuat dan optimis dalam meraih impian.


Memasuki masa remaja, kala asmara bergetar didada. Rasa cinta pada lawan jenis, tak membuat Alirman Sori terlena pada masa puber itu. Ia tetap berjibaku menuntut ilmu, sembari bekerja memenuhi kebutuhan sehari hari. Bekerja dibengkel dan menjadi pelayan di rumah makan, mengisi waktu senggang kuliahnya. Setelah menjalani masa pendidikan yang berat.


Alirman Sori tak cepat  puas dengan secarik kertas membuktikan, ia telah selesai kuliah. Iapun  bertekat memanfaatkan ilmu didapat untuk membahagiakan orang tua. Menjadi tenaga pengajar dilakoninya. Menjadi kuli tinta pun, ia lalui. Dan, saat menjadi wartawan, ini cakrawala berpikir Alirman Sori terbuka, sehingga menuntunnya masuk dalam kancah politik.


Pengalaman sebagai wartawan Harian Singgalang, sarana pengemblengan pengalaman yang sangat luar biasa dalam merajut network. Berbekal, itulah ia bisa menempuh hidup dijalur politik.


Perlahan namun pasti, Alirman Sori mulai merajut mimpi. Dunia politik berjodoh pada dirinya. Terbukti, ia dipercaya masyarakat untuk duduk di kursi dewan Kabupaten Pesisir Selatan. Tampuk Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan pun digenggamnya. Prestasi luar biasa, bagi Alirman Sori yang merangkak dari bawah merajut mimpi. Tak puas, Alirman Sori ia terbang lebih tinggi.


Impian tertinggi pun ia raih. Anak muda yang selalu bekerja dengan kata hati dan pituah ayah menuntun diri, sekarang menjadi senator DPD/MPR RI. Sebuah perjuangan luar biasa membuat ayahnya bangga. Andai saja, ayah masih hidup, pasti keberhasilan ini, pertama kali dipersembahkan untuk ayahnya.


Tapi, tetesan airmata, melepas rindu dan doa yang bisa dipersembahkan untuk menghantarkan oranh tuanya ke sorga. Sembari mewujudkan impian orang tua untuk terbang berbekal pendidikan yang dijalaninya. Mimpi yang akan dirajut Alirman Sori menjadi orang nomot satu di Ranah Minang ini. Mimpi tulus untuk mengabdi di negeri sendiri


Tak ada yang tak mungkin. Ikhtiar dan doa pesan orang tua untuk mencapai sukses, selalu dipegang teguh. Berbekal pengalamannya, perjalanan hidup ditempuh, sudah pantas rasanya, Alirman Sori merajut mimpi untuk duduk menjadi orang nomor satu Rumah Bagonjong. Apalagi, dukungan warga selama ini dan berbekal pergaulan berbagai kalangan, termasuk insan pers, akan memudahkan langkahnya.


Kita tunggu saja, gebrakan laki laki bersuara emas dan indah melantunkan lagu minang ini, ulas sosok pria yang akrab disapa bang Nov.

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.