-->

Helmy Susanti,”Kata Pamungkas Guru Akan Selalu di Kenang Siswa,”

Baca Juga

MPA,(PADANG) – Lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 1993 ia masih labil dan ingin menjadi Notaris. Kendati demikian, seiring bertambahnya usia,Helmy Susanti SH.MKn selalu meluangkan waktu untuk megajar di salah satu sekolah SMP swasta yang ada di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat,disana dia mulai menularkan ilmu yang ia dapati.

Menjadi seorang guru adalah tugas mulia,”ujar Helmy.”Meskipun awalnya ia di tempatkan sebagai kepala perpustakaan,selang beberapa bulan kemudian ia pun diangkat jadi guru pengganti,karena dari jurusan Hukum akhirnya ia diangkat jadi guru PPKN atau dulunya yang biasa disebut PMP,”Urai Helmy,:Minggu 03/9/2017.
Dia mengisahkan,Sempat bertemu kawan sejawat semasa kuliah, pilihan yang dirinya ambil sebagai guru sempat disindir. Pertama, memang karena dianggap menyimpang dari jurusan saat SMA. Kedua, keinginan Helmy saat lulus adalah menjadi seorang guru dianggap keputusan kurang tepat. Maklum, Helmy dianggap memiliki kemapuan lebih dibanding hanya memiliki profesi seorang guru.
“Memang jahat teman saya, mengatakan kalau guru itu biasanya memiliki IQ (intelligence quotient) rata-rata. Saya jawab saja, guruSD,SMP,SMA saya jenuis semua kok. Pokoknya tekad saya sudah bulat untuk meluangkan waktu menjadi guru,” urainya lagi.
Sejak medio 2008 hingga saat ini, sebagai guru swasta di salah satu sekolah SMP Adabiyah Padang. Itupun dijalaninya dengan penuh suka cita. Menurutnya, mengajar siswa-siswi SMP adalah hal terbaik, jika dibandingkan siswa Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). 
“Bahasa yang digunakan lebih mudah jika mengajar anak SMA baik bahasa tinggi maupun bahasa rendah. Berbeda dengan murid SD, namun sekarang ia sudah bahagia mengajar anak SMP,” kisahnya.
Menurutnya, masa SMP adalah masa transisi anak yang akan menuju remaja. Nah, dan di masa tersebutlah, memberi masukan dan ajaran positif justru lebih mudah dicerna dan lebih mudah untuk diingat,”ujar Guru yang akrab di sapa Helmy, mereka tidak akan pernah lupa, selalu ingat dan akan merindukan ‘kata pamungkas’ yang kita berikan.
“Sampai ada murid saya saat ini sudah lulus dan sekolah di salah satu SMA yang ada di Padang, dia mengatakan kangen dengan kata-kata pamungkas dari saya,” tuturnya.
Kata pamungkas tersebut, berupa ungkapan membangun. Berisi seruan kepada siswa untuk berakhlak baik. Semisal, menjalankan ibadah, berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang percaya diri dan memiliki mimpi, yakin kepada diri sendiri dan tetap berusaha. Dibalutnya dalam sebuah kisah menarik dan jenaka, alias berbau anekdot.
Helmy mengisahkan, untuk mengetahui progress dan kemampuan seluruh siswa, maka sebelum ulangan harian diadakan, ia akan memberikan sebuah kuis atau pertanyaan di kelas. Tiap poin benar akan memperoleh reward bentuk nilai berbintang. Ada dua jenis poin yang bisa diperoleh dari kuis atau pertanyaan. Yakni, poin kelompok dan poin individu.
“Saat siswa berhasil menjawab bersama, maka akan masuk nilai kelompok. Sedangkan jika berhasil menjawab individu, maka akan mendapat dua nilai. Satu poin untuk diri sendiri, dan satu poin untuk nilai kelompok,” urainya.
Saat siswa berhasil menjawab kuis atau pertanyaan, maka ulangan harian tidak perlu lagi ditempuh. Ditambah, mendapat nilai yang pantas di daftar penilaian ulangan hariannya. Tentu, kata Helmy, si siswa merasa bangga dan senang bukan kepalang. Apalagi, saat hari ujian tiba, siswa tersebut santai saja di kelas sementara teman lainnya berpikir keras mengerjakan ulangan harian.
Nah itu yang mereka suka, karena menurutnya menarik. Saya ingin mengapresiasi siswa yang punya kesungguhan lebih. Yang bisa mengumpulkan nilai pribadi berarti ada progress belajarnya dibanding temannya,” ungkap Helmy.
Hal lain di luar belajar mengajar, yang membuat Helmy merasa senang menjadi seorang guru dan memiliki hubungan dengan para siswa adalah, tiap 9 Desember ia mendapat ucapan selamat dank ado ulang tahun. Padahal, dirinya lahir pada 9 Januari.Helmy hanya cukup mengiyakan, dibarengi wajah penuh haru sebagai ungkapan terimakasih karena muridnya tahu kapan hari kelahirannya.
“Saya menikmati kesalahan mereka. Saya mengatakan terharu akan ucapan mereka padahal ketawa dalam hati. Didukung akting juga sepertinya ya,”urai Helmy sambil gelak terpingkal pingkal (*)
[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.