-->

Ketinggian Hilal 2 Derjat, Kakanwil bKemenag Sumbar Minta Masyarakat Ikuti Ketetapan Sidang Isbat

Baca Juga

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Pemerintah melalui Menteri Agama RI telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari minggu tanggal 3 April 2022. Penetapan ini melalui Itsbat awal Ramadhan yang dihadiri perwakilan ormas Islam, Duta Besar Negara Sahabat, dan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama.


Sebelum berpihak isbat, dilakukan Rukyatul Hilal (pengamatan hilal) di 101 titik se Indonesia. Untuk Sumatera Barat Rukyatul Hilal di laksanakan di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat, Jumat (1/4). Sidang Isbat ini kerjasama Kementerian Agama dengan BMKG dan Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatera Barat.


Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat, H. Helmi, Kepala Biro Kesra, Irsyad, Kepala BMKG Suaidi Ahadi, Ketua Dharmawanita Ny. Nazifah Helmi, Kakan Kemenag Kota Padang beserta jajaran dan pimpinan Ormas Islam.


Kepala Kanwil Kemenag Sumbar mengatakan dari pengamatan, hilal tidak terlihat di Sumbar. Namun hasil rukyat ini tetap dilaporkan ke pusat sebagai bahan sidang isbat. Dikatakan Kakanwil berdasarkan pantauan BMKG lokasi Gedung Kebudayaan Sumbar ini, cukup strategis untuk kegiatan rukyatul hilal.


“Cuaca cukup bagus, dengan alat teleskop yang kita disedakan, andaikata memenuhi syarat untuk bisa melihat ketinggian hilal di atas 3 derjat, ini akan terlihat. Namun ketinggian hilal masih dibawah 2 derjat untuk Sumatra Barat,” ungkap Kakanwil Disertai Kabid Urais Edison


Meski hilal di Sumatera Barat tidak terlihat dengan ketinggian hilal 2 derjat, Kakanwil meminta masyarakat tetap mengkuti keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama.


“Kita berharap, kita berpegang teguh kapan dimulai 1 Ramadhan itu kita percayakan kepada ketetapan ketetapan pemerintah. Untuk itu, kita imbau masyarakat untuk menghormati keputusan pemerintah dan menghargai perbedaan yang ada,” ulas Helmi.


Terkait dengan hasil rukyat dan keputusan Sidang Isbat jika terjadi perbedaan awal Ramadhan, hal itu terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.


“Jika pada ahun ini terjadi perbedaan awal Ramadhan, sudah seharusnya kita sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu'an dalam menjalani ibadah puasa,” pesan Kakanwil masyarakat Sumatra Barat.


Sementara itu, Gubernur Sumbar diwakili Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat, Irsyad mengatakan hasil siang itu mampu menimalisir perbedaan dalam pentapan awal bulan Ramadhan. Sekali ada kelompok tertentu yang berseberangan atau tidak sependapat dengan hasil yang ditetapkan pemerintah. Hal ini yang menjadi alasan untuk


“Perbedaan ini menjadi hal yang membuat kita terpecah belah. Meskipunlah perbedaan ini sebagai rahmat. Karena perbedaan itu juga merupakan keinginan kita untuk bersatu dan meningkatkan persatuan itu,” terang Kabiro Kesra.


Kabiro juga mengimbau masyarakat mengikuti apa yang telah ditetapkan pemerintah. Jangan sampai perbedaan tentu membuat kita tidak nyaman dalam beribadah


“Kami mengajak masyakarak menyikapi dan menerima perbedaan yang terjadi, apapun hasil yang ditetapkan, inilah yang akan kita laksanakan,” tukas Kepala Biro Kesra. (**)

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
F