-->

Lilis Suryani Warga Kurambik Maninjau : Mereka Sudah Brutal dan anarkis, Kita Bakal Lapor Polisi

Baca Juga

SUMBAR - MEDIAPORTALANDA - Terkadang dalam memperjuangkan apa yang menjadi hak, pasti menemui berbagai persoalan. Inilah yang menimpa Anasril Khatik Rajo, suku tanjung, saudara dari Lilis Suryani, Warga Kurambik Jorong Baruah, Kelurahan Koto Gadang, Kecamatan Tanjung Raya, Maninjau, Sumatera Barat.


Saat itu, mata hari terbit baru sepenggalan, didampingi adiknya Lilis Suryani, Anasril besarta warga setempat di kampung Kurambi Jorong Baruah, bersiap hendak memancang plang merek yang bertuliskan. "TANAH ULAYAT PUSAKO TINGGI KAUM ANGKU DATUAK NAN BASANGKO DAN KHATIK RAJO". Dilarang menggarap, atau menguasai lahan ini. Diancam sesuai pasal 385 KUHP atas penyerobotan tanah, dan pasal 1365 KUHP Perdata atas perbuatan melawan hukum. Dibawah pengawasan Advokat Rusli Rending, BAC, SH.MH, MET, CLA, CTLA, CCD. 

Namun, ketika hendak melakukan pemancangan di kampung Belimbing, Ditengah adu argument. Tiba-tiba seorang pemuda, anak dari Asmira Wati, alias Mira, yang menghuni lahan ulayat pusako kaum Datuak Nan Basangko, turun. Dan langsung melakukan penyerangan, sembari malayangkan kepalan tangan ke Anasril Khatik Rajo, untung cepat dilerai oleh warga. Peristiwa ini sempat di video oleh warga sekitar pada, Selasa (21/3/2023).

Kejadian tersebut sangat disesali oleh warga sekitar kampung Belimbing, yang hadir kala itu. Pasalnya, Mira beserta anak-anaknya yang selama ini tinggal dirumah yang didirikan diatas lahan kaum Anasril. Sejak ibunya meninggal, Mira telah mengklaim. Bahwa, lahan yang dijadikan tempat ia berteduh selama ini adalah miliknya.


Padahal, dulunya diatas lahan kaum Anasril suku Tanjung itu, ibunya Mira yang dikatahui berasal dari Padangsidimpuan, semasa masih hidup hanya boleh mendidirikan pondok. Sebab, jika pondok sewaktu-waktu kaum Anasril membutuhkan lahan tersebut, mudah untuk dibongkar. Namun, tau-tau berubah jadi rumah permanen. Bukan itu saja, bahkan sebagian tanah ulayat, juga diklem oleh Mira, ulas warga setempat yang namanya minta tidak disebutkan, (25/3/2023).


Terpisah, Anasril Khatik Rajo, suku tanjung, melalui saudarinya Lilis Suryani mengatakan, sangat prihatin atas sikap Mira yang telah mengklaim tanah Ulayat Pusako Tinggi kaumnya. Dan, melaporkan hal tersebut ke Kerapatan Adat Nagari (KAN), yang ada di Nagari Koto Gadang, Anam Koto, Kecamatan Tanjung Raya.


Alhasil, berdasarkan surat bernomor: 01/KAN-KG/11/2023, yang dikeluarkan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN), Nagari Koto Gadang, Anam Koto, Kecamatan Tanjung Raya. Tentang, penyelesaian sengketa tanah Ulayat Pusako Tinggi kaum Angku Datuak Rajo Nan Basangko, dan Kahtik Rajo, Suku Tanjung, dengan Asmira Wati (Mira).


Telah Memutuskan : 

  1.  Secara syah meyakinkan bahwa lahan tersebut adalah tanah ulayat (Pusako Tinggi) 


  1.  Secara syah dan meyakinkan lahan tersebut adalah milik kaum Angku Datuak Nan Basangko dan Khatik Rajo Suku Tanjung, Kerapatan Adat Nagari (KAN) mendukung sepenuhnya keputusan suku Tanjung Nagari Koto Gadang Anam Koto.


  1. Kerapatan Adat Nagari menyarankan kepada Khatik Rajo Suku Tanjung untuk memikirkan tempat tinggal saudari Asmira Wati (Mira)


  1. Diberikan waktu selama 15 (Lima Belas) hari kepada saudari Asmira Wati untuk mengembalikan seluruh lahan tersebut kepada pihak Khatik Rajo Suku Tanjung.


Selanjutnya, tak ingin lahan kaumnya diserobot lagi, Anasril Khatik Rajo, bersama saudarinya lilis dan beberapa warga setempat kemudian melakukan pemancangan plang merek. Tujuannya, agar dapat di indahkan oleh Mira. Namun, bukannya mengindahkan, Mira dan anaknya malah semakin brutal, membuang. Bahkan, merobek sebagian plang merek yang dibawah pengawasan Advokat Rusli Rending, BAC, SH.MH, MET, CLA, CTLA, CCD tersebut, ujar Lilis Suryani.


Kemudian ungkap Lilis Suryani, kita tidak terima perlakuan Mira dan anaknya yang brutal, selama ini kita sudah cukup baik terhadap mereka. Untuk ini, kita akan bikin laporan polisi tentang penyerobotan lahan, pemukulan dan pengrusakan plang merek yang kita jadikan sebagai pancang.


" Mereka sudah brutal dan anarkis, hal ini tidak boleh dibiarkan. Untuk penyerobotan lahan, pemukulan, pencabutan, dan pengrusakan plang merek, kita akan membuat laporan polisi," ujar Lilis, 


Disisi lain, Asmira Wati, alias Mira, yang masih terbawa emosi, atas adanya pemancangan plang merek, belum bisa dikonfirmasi. Meskipun begitu, Awak media tetap berusaha untuk melakukan konfirmasi kepada Mira terkait dilema tanah Ulayat tersebut.


(An).

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
F