-->

Pj Walikota Sonny Luncurkan Buku Antologi "Puisi Cinta untuk Palestina"

Baca Juga

PADANG PANJANG - Kumpulan karya puisi dari 125 penyair yang dirangkum dalam buku berjudul “Puisi Cinta untuk Palestina,” diluncurkan Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, di Pendopo Rumah Dinas Walikota, Senin (27/12).

Antologi puisi ini dikurasi pendiri Sekolah Menulis Elipsis, Muhammad Subhan dan salah satu pendiri Komunitas Seni Kuflet, Sulaiman Juned. Ada sekitar 760 karya yang diseleksi menjadi 125 puisi. Para penyair bukan saja berasal dari Indonesia melainkan dari Malaysia dan Timor Leste.


Setelah diluncurkan buku tersebut kemudian dilelang. Hasilnya didonasikan untuk perjuangan rakyat Palestina yang disalurkan lewat Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). Selain itu, juga turut dilelang beberapa lukisan tentang potret Palestina. 


Subhan menyampaikan, proses pengumpulan naskah puisi hingga penerbitannya dimulai sejak 29 Oktober hingga 27 Desember. Tim Kurator merencanakan memilih 100 judul puisi yang akan dibukukan. Namun setelah menimbang banyak puisi yang masuk dengan kualitas baik, mereka bersepakat menambah jumlahnya menjadi total 125 puisi. 


Dikatakannya lagi, di antara 125 puisi, kurator memilih tiga puisi terbaik. Masing-masing penyair menerima reward sebesar Rp500 ribu. Yaitu puisi berjudul “Rama-Rama Merah, Bunga-Bunga Mawar”  karya Adri Sandra (Payakumbuh), “Lonceng Pukul 00.00 Tak Terdengar Lagi” karya Christya Dewi Eka (Bekasi), dan "Lansia Nestapa di Rahim Gaza” karya Muhammad Iqbal Khoironnahya (Sleman).


“Sejatinya, seluruh puisi yang menggambarkan penderitaan rakyat Palestina dan ditulis para penyair di buku ini mengandung kekuatan magis yang menggetarkan jiwa saat dibaca. Puisi-puisi ini mereportase berbagai realitas kekinian yang tengah terjadi di Palestina dan penulis membawanya kepada realitas sastra dalam hal ini puisi,” ujarnya.

Sementara itu, Sonny mendukung kegiatan yang digagas Komunitas Seni Kuflet bekerja sama dengan Sekolah Menulis Elipsis itu. “Kami menyambut baik. Berbicara aksi kemanusiaan, berarti berbicara hati nurani sesama bangsa,” sebutnya.


Berbicara aksi kemanusiaan, lanjutnya, tidak memandang latar belakang seseorang. Bahkan para seniman pun bisa    melakukan aksi nyata. 


“Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi dan memotivasi komunitas-komunitas lain, bahwa di manapun kita berada, sepanjang ada kemauan pasti bisa menghasilkan hal positif untuk kemanusiaan,” imbuhnya. **

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
F